
Oleh : Eni Widayanti, Amd.Kep
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita masyarakat. Namun, kondisi ini menjadi semakin kompleks jika terjadi pada individu dengan gangguan kesehatan mental. Terdapat hubungan dua arah antara gangguan mental dan hipertensi, di mana gangguan kesehatan mental dapat meningkatkan risiko hipertensi, dan sebaliknya, hipertensi juga bisa memperburuk kondisi mental seseorang.
Hubungan Antara Kesehatan Mental dan Hipertensi
1. Stres Psikologis dan Tekanan Darah
Stres berkepanjangan akibat gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar dapat memicu aktivasi sistem saraf simpatis yang meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini menyebabkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
2. Efek Samping Obat Psikotropika
Beberapa obat antipsikotik dan antidepresan dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sebagai efek samping. Misalnya, obat seperti olanzapine dan risperidone diketahui dapat menyebabkan sindrom metabolik, yang mencakup hipertensi.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Penderita gangguan mental sering kali mengalami penurunan kemampuan dalam merawat diri sendiri, termasuk dalam menjaga pola makan, olahraga, dan berhenti merokok. Kebiasaan seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurang aktivitas fisik, dan merokok berkontribusi pada peningkatan risiko hipertensi.
Dampak Hipertensi pada Kesehatan Mental
Hipertensi yang tidak dikontrol dapat memperburuk gejala gangguan mental. Tekanan darah tinggi yang kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya gangguan kognitif dan demensia. Selain itu, efek samping pengobatan antihipertensi juga bisa mempengaruhi suasana hati dan fungsi mental seseorang.
Pendekatan Manajemen Terpadu
Mengelola hipertensi pada penderita gangguan kesehatan mental memerlukan pendekatan holistik dan multidisipliner, melibatkan dokter umum, psikiater, perawat, serta keluarga pasien.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan:
- Pemantauan tekanan darah secara rutin
- Edukasi gizi dan gaya hidup sehat yang disesuaikan dengan kondisi mental pasien
- Penggunaan obat antihipertensi yang ramah terhadap kondisi psikiatri
- Terapi psikososial untuk mengelola stres dan kecemasan
Sumber :
- Kaplan, H., & Sadock, B. J. (2015). Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. Wolters Kluwer.
- National Institute of Mental Health. (2022). Mental Health and Chronic Disease. Retrieved from: https://www.nimh.nih.gov
- Kementerian Kesehatan RI. (2023). Profil Kesehatan Indonesia.
- Chobanian, A. V. et al. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA.