makna dari sehat jiwa atau sehat rohani

Apakah makna Sehat Rohani atau Sehat Jiwa?

apakah makna sehat rohani atau sehat jiwa?
sumber gambar: lvlfi.com

Salam Jiwa Nirmala!

Bagaimana kabarnya sekarang ini? Semoga Warga Jiwa Nirmala tetap diberikan kesehatan dan juga kelancaran, terutama di era pandemi yang masih bermunculan ini. Baik itu sehat secara fisik ataupun sehat secara jiwa. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Ngomong-ngomong, Warga Jiwa Nirmala kemarin apakah ada yang ikut untuk seleksi CPNS? Jika ada, pastinya ada permintaan terkait keberadaan Surat Sehat Jasmani dan Rohani.

Nah.. dari sini, Warga mungkin sudah paham bagaimana konsep dari Sehat Jasmani sendiri. Tapi, mungkin, belum begitu mengerti tentang Sehat Rohani tersebut. Untuk ke depannya, Sehat Rohani ini akan diganti menjadi Sehat Jiwa, ya, biar semakin mudah nanti untuk dipahami. Di artikel ini, saya akan bantu jelaskan tentang definisi dari Sehat Jiwa tersebut.

Seperti yang kita ketahui, kesehatan jiwa sendiri merupakan bagian yang penting dari kata “kesehatan” pada umumnya. Kita tentu saja turut mengenal istilah seperti ini..

“Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa.”

Nah.. WHO (World Health Organization) sendiri turut mendeskripsikan kesehatan jiwa sebagai sebuah kondisi dimana seseorang dapat menyadari kemampuan dirinya, dapat mengatasi stress yang wajar dalam hidup kita, dapat bekerja secara produktif dan dapat memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar.

Kesehatan jiwa ini sendiri sangatlah penting terkait kemampuan kita sebagai manusia dalam berpikir, berperilaku, berinteraksi dengan sesama, dan mendapatkan penghasilan, serta menikmati kehidupan.

Banyak sekali faktor risiko yang diketahui dapat mempengaruhi kadar kesehatan jiwa seseorang pada waktu tertentu. Salah satu contohnya adalah kekerasan (paling rinci lagi, yaitu kekerasan seksual) ataupun tekanan pada kehidupan sosial dan ekonomi secara terus-menerus. Kedua faktor itu adalah faktor yang turut mempengaruhi kesehatan jiwa.

Keyes (2002) menyebutkan bahwa ada tiga komponen dari kesehatan jiwa itu sendiri, yaitu kesehatan emosional, kesehatan psikologis, dan kesehatan sosial.

  1. Kesehatan emosional sendiri terdiri atas rasa bahagia, rasa minat akan hidup, dan rasa puas.
  2. Kesehatan psikologis sendiri terdiri atas mencintai kepribadian diri sendiri, pandai dalam mengatur tanggung jawab sendiri, memiliki hubungan baik dengan sesama, dan rasa puas akan kehidupan sendiri
  3. Kesehatan sosial terdiri atas kemampuan dalam berkontribusi pada masyarakat secara positif, kemudian merasa menjadi bagian dari masyarakat, percaya bahwa masyarakat adalah tempat yang baik untuk manusia, dan memahami bahwa tatanan di masyarakat itu baik untuk mereka.

Kesehatan jiwa yang buruk sendiri dapat menciptakan perubahan sosial yang cepat, lingkungan kerja yang stress, diskriminasi terhadap gender, gaya hidup yang tidak sehat, keluhan nyeri secara fisik, hingga pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Dan, jika kesehatan jiwa seseorang itu berada dalam kondisi yang cukup buruk, nantinya bisa mengarahkan kepada kondisi gangguan jiwa.

Gangguan jiwa sendiri juga turut disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, yang terbagi atas faktor sosial, budaya, ekonomi, politik, ataupun lingkungan. Contohnya seperti kebijakan nasional, perlindungan sosial, standar kehidupan, kondisi kerja, dan juga dukungan dari masyarakat sendiri. Selain itu, ada juga faktor biologis yang turut dapat menyebabkan terjadinya gangguan jiwa seperti stress, genetik, asupan gizi, infeksi saat kelahiran, dan juga paparan terhadap zat yang membahayakan lingkungan.

Sejatinya, banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan taraf kesehatan jiwa kita sendiri, bisa dengan mengonsumsi makanan yang sehat, banyak bersosialisasi dengan teman baik, meningkatkan aktivitas fisik, atau banyak beribadah. Selain itu, Warga Jiwa Nirmala pun bisa juga datang ke Puri Nirmala jika memiliki keluhan yang mungkin mengarah kepada gangguan jiwa, seperti cemas, marah, sedih, dan lainnya. Kami juga memiliki psikiater dan psikolog yang siap membantu.

Untuk info lebih lanjut, bisa baca di sini juga, ya!

Psikiater atau Psikolog? Pahami Bedanya!

Untuk menambah informasi terkait kesehatan jiwa sendiri, bisa disaksikan dengan mengikuti akun sosial media dari Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala sendiri.

Kami tersedia di Twitter, Instagram, dan Facebook

Twitter : @rsk_purinirmala
Instagram : @rsk.purinirmala
Facebook : Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

Sumber Artikel:

  1. Keyes, CLM 2014, ‘Mental health as a complete state: how the salutogenic perspective completes the picture’ in Bauer FG & Hammig O (eds), Bridging occupational, organizational, and public health. Dordrecht: Springer, pp.179-92
  2. World Health Organization 2018, Mental health: strengthening our response, World Health Organization, dilihat 2 Agustus 2020
  3. World Health Organization 2019, Mental disorders, World Health Organization, dilihat 2 Agustus 2020

Ditulis oleh :

dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum, Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *