Langkah Menjaga Kesehatan Jiwa di Tengah Badai Omicron

menjaga kesehatan mental di saat pandemi omicron
credit: everydayhealth

Setelah beberapa bulan warga negara Indonesia sedikit bersantai karena menurunnya kasus COVID-19, kita pun kembali dikejutkan dengan tamu bernama Omicron. Sekadar mengulang kembali, Omicron sendiri merupakan salah satu varian dari COVID-19 yang sedang marak beredar di seluruh dunia. Varian ini awalnya ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021 dan terus menyebar ke seluruh dunia.

Meskipun itu, peningkatan kembali angka kasus positif COVID-19 ini membuat kembali diberlakukannya beberapa kebijakan yang dulunya diterapkan saat puncak-puncaknya virus COVID-19 ini. Seperti, beberapa daerah mulai meningkatkan level pembatasan (PPKM), kembalinya kebijakan tertentu seperti Work From Home (WFH), sekolah atau kuliah online, hingga pembatasan acara ataupun ekonomi.

Kembalinya kebijakan seperti ini kembali membawa stres tersendiri yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan jiwa kita, terutama di tengah ketidakpastian akibat COVID-19. Beberapa studi menemukan adanya peningkatan dari keluhan seperti depresi ataupun cemas akibat efek-efek terkait pandemi COVID-19 ini. Padahal, kondisi kesehatan jiwa tersebut dirasa sangatlah penting untuk menjaga supaya kita tidak terjangkit pandemi ini, terutama 

Oleh karena itu, berikut adalah tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jiwa kita saat badai serangan varian Omicron dari COVID-19 ini. Tips ini dinamakan sebagai 4 Jaga, yaitu:

  1. Jaga kondisi tubuhmu

Selalu lakukan aktivitas rutin yang menyehatkan, mulai dari berolahraga atau beraktivitas fisik sebanyak 150 menit setiap minggu, menjaga pola makanan khususnya mengurangi makanan berlemak dan menambah konsumsi sayur dengan buah, mengurangi konsumsi alkohol atau rokok, pertimbangkan saat perlu untuk istirahat, dan jaga waktu tidur sebaik mungkin.

Selain itu, laporkan juga keluhan tubuh yang dialami kepada rekan sekitar ataupun tenaga kesehatan terdekat, terutama jika ditemukan gejala yang mengarah ke COVID-19 seperti batuk, pilek, ataupun demam. Hal ini sangat perlu sekali untuk mengurangi kecemasan terkait kondisi COVID-19.

  1. Jaga kondisi pikiranmu

Lakukan aktivitas yang baik untuk pikiranmu, seperti contohnya menerapkan mindfulness (fokus ke pekerjaan) dalam semua kegiatan, mencoba aktivitas positif yang baru, melakukan kegiatan favorit (hobi), meditasi, yoga, membuat jurnal afirmasi positif, menulis buku harian tentang perasaan yang dihadapi, serta latihan pernapasan dan relaksasi.

Selain itu, saring informasi sebaik mungkin, karena tidak semua informasi yang bagus untuk pikiran kita, apalagi berita-berita hoax. Serta terapkan juga untuk selalu berpikir positif dalam keadaan apapun.

  1. Jaga hubungan pertemananmu

Kegiatan isolasi mandiri dapat bikin interaksi sosial kita berkurang. Hal itu bisa dijaga dengan mencoba melakukan video call atau telpon suara dengan teman baik, pacar, ataupun keluarga besar. Jika sudah vaksin penuh, bisa meluangkan waktu sejenak juga untuk cuti bertemu keluarga atau sekadar hangout bareng teman-teman di warung kopi atau tempat wisata favorit.

Selain itu, disarankan juga untuk saling membantu orang-orang yang saat ini membutuhkan. Bantuan kecil seperti memberikan informasi Rumah Sakit ataupun memberikan kata-kata semangat pun sudah cukup. Selain itu, dapat juga untuk cerita keluhan atau masalah kepada orang yang kita percayai.

  1. Jaga keadaan emosimu

Stres dan kecemasan akibat pandemi ini bisa saja datang kapanpun. Terima apa yang telah terjadi saat ini dengan berpikir positif. Jangan menahan emosi yang buruk dan jangan juga alihkan ke kegiatan negatif seperti marah-marah atau melakukan aktivitas terlarang seperti merokok atau minuman beralkohol.

Pelan-pelan ubah respon emosi dan pola pikir kita dalam menghadapinya. Salah satunya adalah dengan cara untuk fokus dengan apa yang bisa dilakukan untuk ke depannya, dan mengabaikan segala media yang dirasa tidak sehat untuk kita. Atau bisa juga dengan menerapkan latihan pernapasan atau relaksasi sejenak sebelum memutuskan sesuatu. Ingat. Ketika kita marah, semua terasa buruk untuk kita.

Jika ada keluhan terkait emosi, baik itu kecemasan, stres, ataupun gejala depresi, kalian bisa menyampaikan terlebih dahulu kepada teman ataupun bestie yang bisa dipercaya. Namun, jika butuh solusi yang lebih baik, silahkan datang ke profesional kesehatan mental, baik itu dokter umum, psikolog, maupun psikiater.

Seperti yang diketahui, kesehatan fisik dan kesehatan jiwa saling berhubungan. Meskipun protokol kesehatan yang ada mampu untuk mencegah terjadinya COVID-19 ataupun efek samping yang ada. Namun, tetap saja, kesehatan jiwa kita pun juga harus dijaga sebaik mungkin.

Hal ini dikarenakan tidak adanya kesehatan tanpa adanya kesehatan jiwa.

Ditulis oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

Pelayanan Jiwa Prima Membangun Kesehatan Jiwa Masyarakat

Jl. Jayaningprangan No. 13, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta

Telp. 0274 515255 / WA. 0815 2461 7175

IG : @rsk.purinirmala / Twitter : @rsk_purinirmala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *