Oleh : Rosita Permatahati, S.Psi

Terkadang kita lebih memberikan perhatian terhadap kesehatan fisik daripada kesehatan mental, padahal kesehatan mental tidak kalah pentingnya lo. Namun seringkali, tanda-tanda gangguan jiwa sering diabaikan, karena hanya “stess biasa” “lelah” “tidak bersemangat” “kurang bersyukur”. Padahal jika kita mengenali tanda-tanda awal gangguan jiwa itu dapat membantu seseorang untuk mendapatkan penanganan awal yang tepat.
Apa itu gangguan jiwa?
Gangguan jiwa merupakan respon individu dalam menghadapi stres, masalah, atau emosi yang tidak sehat dan tidak membantu. Stressor tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari lingkungan yang mengakibatkan perubahan pada individu, baik pola pikir, cara pandang, perilaku, maupun perasaan. Bahkan bisa menimbulkan kesulitan bersosialisasi bagi individu. Kalau begitu gimana sih tanda-tanda awal gangguan jiwa, biar kita tidak terlambat menyadarinya?
Tanda-tanda awal gangguan jiwa:
1. Perubahan emosi yang cepat dan tidak stabil
Setiap individu memiliki masalah yang berbeda-bea, begitupula cara penyelesaiannya. Individu yang tidak mampu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi akan mengalami stress, marah, dan ketikmampuan mengontrol emosinya.
2. Penurunan kemampuan kognitif
Penurunan fungsi kognitif meningkatkan presentase kesulitan individu dalam hal psikososial dan presentasi kejadian gangguan depresi mayor.
3. Perubahan pola tidur dan makan
Individu yang mengalami perubahan kondisi psikologis ke arah negatif biasanya juga akan mengalami perubahan pada pola tidurnya, misalnya menjadi sulit tidur, tidur tidak nyenyak, atau bahkan mengalami gangguan tidur.
4. Perasaan tak berharga atau bersalah berlebihan
Perasaaan tak berharga atau bersalah berlebihan ini muncul karena perasaan negative yang dibiarkan terus-menerus. Perasaan ini bisa muncul akibat kehilangan orang yang dicintai, pengaruh lingkungan, perasaan tidak berdaya, masalah akdemis, s erta masalah keluarga seperti perceraian dan kematian.
5. Perubahan perilaku social
Perubahan perilaku sosial yang parah pada seseorang bisa menimbulkan permasalahan pada hubungan dengan orang lain, berteriak, bertengkar, hingga menurunnya fungsi seseorang di dalam lingkungan atau kelaurganya. Masalah mental emosi yang cenderung negatif, antara lain suka menyendiri, merasa ecmas atau khawatir terhadap apapun, sering merasa tidak Bahagia, tertekan atau menangis, sulit memusatkan perhatian pada apaun, sering merasa ketakutan, memiliki focus yang kurang baik.
6. Gejala fisik tanpa penyebab medis jelas
Beberapa gejala fisik, misalnya gangguan tidur pada seseorang terkadang terjadi bukan karena kondisi medis yang jelas. Kecemasan sering kali mengganggu kualitas tidur seseorang, sehingga menyebabkan kurangnya waktu tidur, sering terbangun, sepanjang hari merasa lelah, sering terjaga saat tidur, dan lesu ketika bangun tidur.

Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Mengenali tanda-tanda awal gangguan jiwa bukan berarti kita lemah, Justru menjadi langkah awal untuk memahami diri sendiri dan mencari bantuan yang tepat.
Jika kamu atau orang disekitarmu mulai merasakan beberapa tanda di atas, jangan ragu untuk berbagi cerita dengan orang yang terpercaya atau mencari bantuan professional seperti psikolog maupun psikiater.
Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja, asalkan kamu tidak memendamnya sendiri. Dengan penanganan yang tepat sejak dini, kesehatan mental dapat pulih, dan kualitas hidup pun bisa Kembali lebih baik.
Sumber
Setyawan, R., Pratikto, H., & Aristawati, A. (2024). Regulasi emosi dan kepribadian introvert: factor penentu self injury di kalangan mahasiswa di Surabaya, Jiwa: Jurnal Psikologi Indonesia. 2 (4). 127 – 135.
Balqist, K & Hormatua, J. (2022). Hubungan tingkat depresi terhadap penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia yang berobat di poliklinik rumah sakit haji medan, BEST JOURNAL (Biology Education Science & Technology). 5 (2). 49 – 54.
Kahfi, W., Harfika A., & Yani, A. (2023). Perubahan asupan makan dan pola tidur sebelum dan selama pandemic covid-19 mahasiswa di jawa barat, Journal of Holistic and Health Sciences. 7 (1). 44 – 53.
Manurung, Ivana & Sosialita, Tiara Diah. (2025). Intervensi cognitive behavior therapy: menurunkan gejala penderita major depressive disorder, JSIM: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. 5 (6). 1425 – 1432.
Kamalah, A., Novianasari, & Nafiah, H. (2023). Gejala mental emosional dan upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaja, Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat. 1 (2). 68 – 72.
Nasriyah & Qasanah, N. (2020). Hubungan anatra pola konsumsi makanan sebelum tidur dan tingkat kecemasan pada lansia dengan kejadian insomnia di desa temulus kecamatan mejobo kabupaten kudus, Indonesia Jurnal Kebidanan. 4 (2). 19 – 24.